Hadapi Potensi Ancaman di Dunia Nyata dengan Cerdas

Berikut ini adalah tulisan bagian ketiga dan terakhir dari panduan untuk aman berinternet bagi perempuan yang memberikan tips-tips menghadapi potensi kekerasan ketika garis antara dunia online dan offline mengabur karena teknologi, seperti saat menggunakan aplikasi ride-sharing atau transportasi online, sampai dengan potensi kekerasan ketika menghadiri pertemuan-pertemuan dengan orang asing dari acara yang diorganisasi di internet.

Baca bagian pertama mengenai Pelecehan di Media Sosial di sini.

Baca bagian kedua mengenai kekerasan online di lingkungan kerja dan saat berkencan online di sini.


Serangan Dalam Kehidupan Nyata (In Real Life / IRL)
> Cara Aman Menggunakan Aplikasi Ride-sharing
>> 5 Cara Melindungi Diri Saat Menggunakan Aplikasi Ride-Sharing
>> 4 Cara Melindungi Konten Ponselmu
> Tetap Aman di Meetup.com
>> 3 Cara Untuk Melindungi Dirimu di Meetup.com

Mencegah Kekerasan Pasangan Intim
> 3 Cara Menjaga Agar Pasanganmu yang Kasar Tidak Dapat Mengawasimu

Aplikasi SOS


Serangan Dalam Kehidupan Nyata (In Real Life / IRL)

Serangan terhadap perempuan tidak hanya terjadi secara online. Seringkali terjadi juga di dunia nyata, pelaku menggunakan teknologi untuk membantu mereka menguntit dan menyiksa korbannya. Faktanya, sebuah survei tahun 2014 di beberapa negara bagian Amerika Serikat terhadap penyedia bantuan korban mengungkapkan bahwa ada 79% korban telah diamati dengan media sosial.

Kadang pelaku adalah orang yang kita kenal, seperti partner yang suka mengontrol pasangannya sendiri. Selain itu, penyerangan juga terjadi karena ada kesempatan berbuat kejahatan, seperti pencurian ponsel atau memanfaatkan seseorang yang berada dalam tempat yang salah dan waktu yang salah.

Bagaimanapun juga, dengan memberi tahu teman ke mana saja kamu akan pergi, atau mengenkripsi data di ponsel, atau menjaga keamanan sandi kamu, ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa kamu ambil untuk menjaga dirimu tetap aman.

 

Cara Aman Menggunakan Aplikasi Ride-sharing

Pada tahun 2014, seorang perempuan di New Delhi diperkosa oleh sopir Uber yang dikendarainya. Setelah terungkap bahwa sopir tersebut memiliki catatan kriminal selama 10 tahun, termasuk penyerangan seksual, beberapa orang menyerukan untuk melarang penggunaan aplikasi ride-sharing sama sekali.

Setelah banyak citra buruk, Uber akhirnya mempunyai CEO baru yang sepertinya siap untuk lebih serius untuk menangani keselamatan penumpang dengan berbagai inisiatif baru yang diambil.

Yang paling utama telah diterapkan adalah memungkinkan pengguna membagi perjalanannya dengan maksimal lima kontak terpercaya. Berarti, teman-teman kamu bisa mengikuti perjalananmu dan mengecek apakah kamu sampai di tempat tujuan atau tidak. JIka mau, kamu bisa mengatur fitur kontak terpercaya ini hanya pada perjalanan malam hari.

Fitur kontak terpercaya ini mirip dengan fitur Send ETA dari Lyft’s yang memungkinkan kamu mengirimkan rute dan perkiraan waktu kedatangan pada temanmu. Pada pesan tersebut, baik Uber dan Lyft sama-sama menampilkan tipe mobil, nomor plat, dan foto sopirnya.

Kamu dapat secara manual melakukan ini dengan menggunakan fitur-fitur di aplikasi lain. Misalnya, dengan tangkapan layar (screenshot) profil dari sopirnya yang dapat kamu kirim ke teman melalui aplikasi chatting. Atau, untuk memberitahu posisi real-time ke temanmu, bisa dengan membagikan live location di WhatsApp sesuai dengan durasi yang kamu estimasikan, saat ini tersedia opsi 15 menit, 1 jam, dan 8 jam. Ada banyak cara lain selain tips-tips yang diberikan melalui tulisan ini.

Uber juga memiliki fitur 911 yang memungkinkan pengguna melakukan panggilan darurat dengan mengklik tombol yang secara otomatis akan menyediakan lokasimu secara real time. Inisiatif lain dari Uber termasuk pemeriksaan latar belakang dan pengecekan pelanggaran pidana, seperti berkendara setelah mengonsumsi alkohol berlebih,  pada daftar sopir mereka.

 

5 Cara Melindungi Diri Saat Menggunakan Aplikasi Ride-Sharing

  1. Pastikan kamu menaiki kendaraan yang benar

Sebelum memulai perjalanan, cek dulu apakah jenis kendaraan, nomor plat, informasi mengenai sopir dan fotonya sudah sesuai seperti yang ada dalam aplikasi.

  1. Jangan biarkan sopir tahu jika titik penjemputan atau tujuanmu adalah rumahmu atau kantormu

Jika memang terlihat demikian, maka kamu bisa melakukan percakapan dengan sopir dan menyelipkan sedikit kebohongan sehingga dia tidak berpikir bahwa itu adalah rumah atau kantormu. Pilihan lainnya adalah memberikan lokasi terdekat dengan tujuanmu bukan alamat yang tepat.

  1. Cek review sopir

Salah satu fitur bagus dari aplikasi ride-sharing ini adalah pengguna dapat menilai sopir. Jika menemukan review dengan sopir yang buruk, maka batalkan perjalanan kamu. Agar tidak menunggu lama, kamu bisa menggunakan lebih dari satu aplikasi, sehingga kamu bisa mencari lebih cepat, sopir dengan review yang bagus.

  1. Lacak rute perjalanan

Jika kamu memahami area tempat kamu bepergian, kamu akan tahu jika pengemudi salah jalan. Tetapi jika kamu tidak mengenal areanya, buka aplikasi peta di ponselmu dan lacak rute kamu untuk memastikan kamu menuju ke tujuan yang kamu minta. Jika rute terlihat aneh, bicaralah.

  1. Jika terasa ada yang tidak benar, hentikan perjalanan

Mungkin kamu terlambat untuk janji temu dan mungkin harus mengeluarkan uang lagi. Tapi jika terasa tidak aman, minta sopir untuk berhenti dan keluarlah. Seringkali perempuan menempatkan dirinya dalam situasi yang tidak aman karena merasa tidak enakan dengan orang yang berpotensi jadi pelaku kekerasan. Lupakan itu. Keselamatan diri lebih penting.

Yang Harus Dilakukan jika Ponsel Hilang Atau Dicuri

Banyak dari kita merasa bahwa seluruh hidup kita ada dalam ponsel kita. Ponsel berisi kontak, foto-foto dan aplikasi yang digunakan untuk perjalanan, mengikuti berita, hingga mengatur pekerjaan dan jadwal pribadi yang menghubungkan kita dengan teman dan keluarga. Ada banyak informasi pribadi yang tidak kita ingin sampai jatuh ke tangan orang asing.

 

4 Cara Melindungi Konten Ponselmu

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan untuk melindungi dirimu jika ponselmu hilang atau dicuri :

  1. Lindungi ponselmu dengan kata sandi

Agar seseorang tidak bisa dengan mudah mengakses ponselmu, sebaiknya kamu memiliki rangkaian kata sandi.

Cara mengatur kata sandi bervariasi tergantung perangkat ponsel, biasanya untuk android ada di Pengaturan > Keamanan >  Tipe Kunci Layar. Dalam pengaturan itu kamu bisa memilih kunci layar dengan menggunakan, pola, pin atau kata sandi.

Menggunakan kata sandi adalah pilihan yang paling aman, tetapi juga seringkali menjengkelkan karena tiap kali harus memasukkan kata sandi saat mengecek notifikasi yang diterima. Selain itu kamu juga bisa menggunakan pilihan membuka ponsel dengan menggunakan sidik jari.

Fitur keren lainnya yaitu kunci pintar (smart lock). Fitur ini bisa diatur agar hanya berfungsi bila ponsel tidak ada padamu, misalnya ketika kamu berada di lokasi tertentu atau kamu berada di dekat perangkat yang terpercaya fitur ini bisa nonaktif. Beberapa ponsel juga mempunyai fitur pilihan suara dan pengenalan wajah.

  1. Temukan ponselmu

Yang hebat jika memiliki GPS dalam ponselmu adalah jika hilang, kamu bisa melacaknya. Agar fitur ini bisa berfungsi, kamu harus menyiapkannya dulu.

Jika kamu menggunakan Android, ada beberapa pilihan. Beberapa perangkat seperti Samsung memiliki fitur bawaan yang untuk mengaksesnya kamu harus membuat akun Samsung. Dengan mengaktifkan fitur ini, kamu bisa menemukan ponselmu dengan membuka https://findmymobile.samsung.com dari perangkat lain dan masuk ke sana. Pilihan lain adalah dengan mengunduh aplikasi Find My Device dari Google Play Store. Aplikasi ini bekerja dengan cara yang sama seperti Samsung tapi hanya dengan menggunakan akun Google. Jika kamu salah meletakkan ponsel di suatu tempat di sekitar rumah, itu bisa membuatnya berdering sekalipun diset dalam mode diam. Cukup buka https://myaccount.google.com/intro/find-your-phone, masuk dan kamu bisa melihat posisi ponsel dari peta. Dari sana kamu bisa mengatur ulang kata sandi ponsel kamu.

Tapi ingatlah bagi pengguna Android, kamu hanya dapat menemukan perangkatmu jika layanan lokasimu diaktifkan dan kamu terhubung ke internet. Pencuri yang pintar akan tahu bagaimana menonaktifkan fungsi-fungsi tersebut sehingga kamu tidak dapat melacak di mana dia – dan di mana ponselmu – berada.

Jika kamu menggunakan iPhone, kamu harus mengunduh aplikasi Find My iPhone. Setelah dipasang, kamu dapat menemukan perangkatmu di peta dengan membuka https://www.icloud.com/#find dan masuk ke iCloud.

Kamu juga bisa meletakkan ponsel dalam Lost Mode, yang akan menguncinya. Lost Mode juga memungkinkan kamu mengatur pesan ke layar yang terkunci. Jadi jika ponselmu hilang begitu saja, kamu dapat menulis pesan misalnya seperti ini, “Kehilangan ponsel. Tolong hubungi [NOMOR YANG BISA DIHUBUNGI] untuk mengembalikan”. Atau jika kamu tahu ponselmu dicuri, kamu dapat menulis sesuatu seperti ini “Dasar Pencuri!”.

  1. Hapus datamu

Ini adalah pilihan terakhir. JIka kamu yakin ponselmu tidak akan kembali, kamu dapat menggunakan aplikasi Find My Device/Find My iPhone untuk menghapus semua data pada ponselmu dari jarak jauh, sehingga walau pencuri bisa menerobos kata sandimu, dia tidak bisa mengakses informasi pribadimu.

Ingat, jika kamu melakukan hal ini, semua akun pribadimu akan terhapus, sehingga kamu tidak lagi bisa melacak ponselmu dari jarak jauh.

Ada yang mengatakan jika ponsel kamu masih bisa mendapatkan layanan dari operator, berarti siapapun yang memilikinya bisa menggunakan ponsel tersebut untuk melakukan panggilan dari nomor kamu dan juga menggunakan paket data. Untuk memutus hal tersebut, hubungi operator penyedia layanan telekomunikasi yang kamu gunakan dan jelaskan bahwa ponselmu telah dicuri.

Mengetahui bahwa kamu bisa saja menghapus data pada ponselmu kapan saja, maka kamu perlu melakukan backup data. Jika kamu pengguna Android, cara paling mudah bisa dengan menggunakan Google Cloud, atau jika iPhone bisa menggunakan iCloud.

Bagaimana jika kamu belum merasa perlu untuk menggunakan aplikasi Find My Device/Find My iPhone dan sekarang kamu tidak bisa mengubah kata sandi, mengunci ponselmu dan menghapus data dari jarak jauh? Kalau begitu yang harus kamu lakukan adalah…

  1. Ubah kata sandi untuk semua aplikasi yang kamu gunakan

Buat daftar semua aplikasi yang kamu miliki dalam ponselmu yang membutuhkan kata sandi, masuklah dalam perangkat lain dan mulailah mengubah kata sandi kamu. Ini juga termasuk email, akun sosial media, rekening bank dan apps store.

 

Tetap Aman di Meetup.com

Salah satu hal menakjubkan tentang internet adalah bahwa ia dapat mempertemukan orang-orang asing yang memiliki kesamaan, yang tidak akan pernah berjumpa kalau bukan karenanya. Situs web Meetup.com memungkinkan penggunanya untuk membuat ataupun bergabung dengan acara dan kegiatan berdasarkan tema-tema yang mereka minati. Kategori populer untuk pertemuan meliputi film, kesehatan dan kebugaran, LGBTQ, dan hewan peliharaan. Menggunakan meetup.com bisa jadi cara yang fantastis untuk mendapatkan teman baru dan mengembangkan minatmu.

Tapi, dulu ibu sering menasihati untuk tidak berbicara dengan orang asing, apa ada maksud tertentu, atau seorang ibu hanya khawatir untuk anaknya? Mungkin saja keduanya. Demikian pun, kamu harus berani keluar dan mencoba hal-hal baru. Tentu jangan lupa untuk mawas diri.

Meetup.com bukan satu-satunya aplikasi yang bisa mempertemukan seseorang dengan orang asing, jadi kamu bisa menggunakan tips-tips berikut untuk situasi serupa lainnya.

 

3 Cara Untuk Melindungi Dirimu di Meetup.com

  1. Jangan terlalu banyak memberikan informasi pribadi dalam profilmu

Ketahuilah bahwa halaman profil kamu bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki internet, jadi pastikan memberikan informasi yang bersifat publik saja.

Jika kamu pecinta kuliner dan tidak sabar untuk datang ke pertemuan para pecinta kuliner di kotamu, silakan sebutkan tempat-tempat makan favoritmu. Tetapi jangan sebutkan bahwa rumahmu dekat dengan tempat makan tersebut.

Atau jika kamu tertarik dengan pertemuan-pertemuan yang bertema keluarga, lanjutkan saja dan tulis bahwa kamu punya anak berusia 10 dan 6 tahun, tapi jangan ikut sertakan informasi seperti nama, sekolah, dan jadwal mereka!

  1. Sebaiknya bertemu langsung baru memutuskan untuk saling berkomunikasi

Meetup memiliki sistem meneruskan email (forward), sehingga kamu bisa mendapatkan pesan dari anggota yang dikirim ke email tanpa mereka tahu alamat email kamu yang sebenarnya.

Tapi, jika kamu tidak suka mendapat email dari orang yang belum dikenal di dunia nyata, kamu bisa memilih untuk memblokir pesan dari pengguna lainnya, dan hanya menerima pesan dari penyelenggara acara. Cukup buka akunmu dan klik Pengaturan > Privasi. Kamu sekalian bisa memilih grup atau minat yang ingin kamu cantumkan dalam profilmu. Kamu juga bisa memilih siapa saja yang bisa menghubungimu di Meetup –  apakah itu hanya penyelenggara, anggota pertemuan atau siapa pun itu.

  1. Beri tahu temanmu lokasi pertemuannya

Untuk situasi apa pun jika bertemu dengan orang asing, ada baiknya memberitahu teman ke mana kamu akan pergi, dan tentukan waktu sehingga mereka tahu kapan semestinya kamu sudah pulang ke rumah dengan aman. Juga, jika pertemuan itu menyediakan minuman, jangan pernah meninggalkan minumanmu di luar pengawasan.

 

Mencegah Kekerasan Pasangan Intim

Kekerasan Pasangan Intim (Intimate Partner Violence / IPV) memengaruhi hampir sepertiga perempuan di Amerika Serikat. Meskipun teknologi menyediakan alat untuk korban (seperti untuk mengumpulkan bukti terhadap pelaku kekerasan), sayangnya itu juga bisa dilakukan pelaku. Itu karena “kontrol” adalah elemen penting pada IPV dan penyalahgunaan teknologi dapat menjadi sarana bagi pelaku untuk menunjukkan “kontrol atas korbannya.

Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, walau banyak pelaku menggunakan teknologi yang dikhususkan untuk pengawasan, lebih banyak yang menggunakan aplikasi lain yang memiliki banyak pengguna untuk mencapai tujuan mereka: menguntit. Beberapa yang digunakan termasuk aplikasi Find My Phone, aplikasi pelacakan keluarga dan pemantauan anak.

Masalahnya adalah orang-orang yang mengadvokasi IPV tidak bisa menuntut perusahaan yang memproduksi aplikasi ini, dan Apps Store juga tidak bisa memblokirnya, karena sebagian besar memang digunakan untuk tujuan yang sah.

Banyak dari aplikasi ini memungkinkan pelaku melacak posisi korban, membaca pesan mereka dan meneruskannya ke perangkat berbeda, bahkan para pelaku bisa menonton dan mendengarkan dari jarak jauh dengan mengaktifkan kamera dan mikrofon ponsel.

Ada juga aplikasi yang dipasarkan secara eksplisit untuk pengawasan non-konsensual. Memang jarang ditemukan di Apps Store yang sah, ada banyak bisa ditemukan di internet. Dan, meskipun sebagian besar ponsel hadir dengan pengaturan default yang dapat memblokir aplikasi dari luar Apps Store, panduan untuk melakukannya dapat dengan mudah ditemukan secara online.

Salah satu elemen yang paling menjengkelkan dari jenis aplikasi ini adalah bahwa ia diatur sedemikian rupa sehingga ikon aplikasinya tersembunyi, sehingga hampir tidak mungkin bagi korban untuk mendeteksi keberadaan aplikasi pengawasan tersebut di ponsel mereka.

Kamu mungkin berpikir solusinya adalah dengan memindai ponsel untuk spyware, tapi sayangnya beberapa nama antivirus dan anti spyware terkenal, seperti Symantec, Kaspersky dan Avast, terbukti tidak efektif dalam mendeteksi aplikasi ini.

Jadi apa yang bisa kamu lakukan untuk melindungi dirimu?

 

3 Cara Menjaga Agar Pasanganmu yang Kasar Tidak Dapat Mengawasimu

  1. Pastikan ponsel bersamamu tiap waktu

Penelitian membuktikan bahwa pelaku kekerasan fisik setidaknya pernah menggunakan setidaknya satu kali ponsel korbannya

  1. Berhati-hatilah menggunakan ponsel yang tidak kamu dapatkan sendiri

Pelaku kekerasan yang memiliki banyak kontrol atas korbannya biasa juga mengontrol keuangan korbannya — dan menjadi orang yang menyediakan ponsel untuk si korban. Waspadalah! Menerima ponsel yang dibelikan orang lain membuka kemungkinan bahwa ponsel tersebut bisa jadi sudah diutak-atik. Dengan sedikit tambahan teknologi mereka bisa me-root ponsel dan memberikan padanya kemampuan untuk memasang aplikasi-aplikasi berbahaya dari luar apps store, dan memasang aplikasi pengintai. Di pasaran bahkan ada perusahaan yang menjual ponsel yang sudah di-root, atau sudah dipasang dengan aplikasi pengintai.

  1. Lindungi ponsel dengan kata sandi, dan jangan beritahu siapapun

Agar ponselmu tetap aman, pastikan kamu memiliki kata sandi sebagai pertahanan pertama untuk menjaga data di dalamnya. Jika kamu mencurigai pasanganmu mengakses ponselmu, segera ganti kata sandinya. Buat kata sandi yang panjang dan rumit, hindari yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaanmu.

Meskipun demikian, kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa banyak korban IPV di-“bujuk-paksa” untuk mengungkap kata sandi mereka atau memberikan izin untuk memasang aplikasi berbahaya tersebut di ponselnya.

Terlepas dari apakah kamu bisa menjaga ponselmu, jika kamu adalah korban IPV, ada beberapa yang bisa membantumu untuk keluar dari masalah itu. Ini beberapa organisasi yang bisa membantu korban:

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

JL Latuharhari 4B, Jakarta, Indonesia, 10310

Telp: 021 – 3903 963

E-mail: mail[at]komnasperempuan.go.id

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia

Jl. Diponegoro No. 74, Menteng, Jakarta Pusat 10320

Telp: 021 – 3929 840

E-mail: info[at]ylbhi.or.id

 

Aplikasi SOS

Secara umum, memiliki aplikasi darurat di ponsel untuk berjaga-jaga adalah hal yang baik. Ini memungkinkan kamu memberitahu teman dan keluarga jika merasa tidak aman dan atau membantu menghubungi layanan darurat.

Beberapa jenis ponsel sudah memiliki fitur bawaan untuk aplikasi SOS, jadi perlu dicek ponselmu sudah punya atau belum. Jika tidak, kamu bisa cek aplikasi-aplikasi* yang tersedia untuk Android dan iOS berikut:

  1. ICE (In Case of Emergency)

Aplikasi ini memungkinkan kamu mengirim pesan dan lokasimu sesuai dengan GPS ke kontak yang kamu pilih, ketika ada teman atau keluarga yang bertanya-tanya tentang keberadaanmu. Kamu bisa mengatur waktu pengiriman pesan. Contoh, jika kamu tidak kembali dari pendakian padahal sudah menjelang malam, maka saat itulah pesan dikirimkan pada kontakmu.

  1. React Mobile

Serupa dengan ICE, namun juga memiliki tombol SOS Help Me yang memberitahu kontak yang telah kamu pilih melalui email dan SMS, dan kamu juga bisa memilih untuk posting pesan ke Facebook dan Twitter. Pada saat yang bersamaan, aplikasi secara otomatis menghubungi layanan darurat setempat.

  1. Siren GPS

Aplikasi ini tidak akan menghubungi teman dan keluargamu, tetapi dengan menekan satu tombol akan langsung memberitahu layanan darurat setempat dan memberi data lokasimu. Kamu juga bisa mengatur profil pribadi dengan informasi yang relevan yang kemudian diteruskan pada pihak yang berwenang jika terjadi keadaan darurat. Informasinya bisa juga termasuk kondisi medis dan info kontak darurat. Aplikasi ini juga memberi pilihan untuk memanggil pemadam kebakaran, ambulans atau polisi.

Kamu juga bisa menaruh informasi tertentu di layar kunci (lock screen) ponsel yang bisa digunakan jika kamu berada dalam posisi tidak bisa memberikan informasi diri ke layanan darurat. Misalnya kamu bisa menulis, “Dalam keadaan darurat, hubungi [nama teman/keluargamu]” dan kemudian sertakan nomor telepon mereka. Atau jika kamu memiliki masalah medis tertentu – seperti alergi parah atau epilepsi – kamu dapat menyertakan keterangan tersebut di sana.

Cara mengatur kunci layar berbeda-beda tergantung ponsel yang kamu gunakan.

 

*Dengan catatan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut mungkin tidak efektif atau tersedia di Indonesia, tapi kamu dapat mencari aplikasi serupa di apps store.

 

Teknologi dan internet punya peran besar dalam hidup kita, baik dan buruk. Sebagai perempuan, seringkali kita ditarget di dunia daring untuk berbagai alasan, tetapi itu tidak berarti kita harus berhenti terlibat atau memutuskan untuk tidak terhubung sama sekali.

Harapannya adalah bahwa panduan ini dapat kamu gunakan untuk melindungi dan membela diri baik saat di daring maupun dunia nyata. Semoga tips dan sarana yang disediakan dalam tulisan ini bisa membantu kamu untuk itu.

 


Baca bagian pertama mengenai Pelecehan di Media Sosial di sini.

Baca bagian kedua mengenai kekerasan online di lingkungan kerja dan saat berkencan online di sini.

Tulisan ini disadur oleh Nike Andaru dan diedit oleh Ellen Kusuma.